News Ticker
  • Tinggal Sebatang Kara, Seorang Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Rumahnya
  • Penambang Pasir yang Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro Ditemukan Meninggal
  • Buka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Blora Minta Guru Semakin Kreatif dan Inovatif
  • Seorang Penambang Pasir Tradisional di Bojonegoro Dilaporkan Tenggelam di Sungai Bengawan Solo
  • Tabrakan Motor dengan Truk Boks di Baureno, Bojonegoro, Seorang Pemotor Meninggal Dunia
  • Tim Satgas Saber Sampah DLH Blora Masifkan Gerakan Bersih Sampah
  • Tabrak Tiang Lampu PJU, Pemotor di Gayam, Bojonegoro Meninggal Dunia
  • Hadiri Halal Bilahal di Korwil Jepon, Bupati Blora Minta Guru Ikut Atasi Anak Tidak Sekolah
  • Pembangunan Jalan Randublatung-Getas, Blora Bakal Dilanjutkan
  • Jalur Randublatung-Getas, Blora Jadi Alternatif Pemudik
  • Sejumlah Tokoh Lintas Agama Ikut Berlebaran di Blora
  • Pertama Kali Digelar, Festival Thekthek di Blora Berlangsung Meriah
  • Lepas Mudik Gratis dari TMII, Bupati Blora Disambut Hangat Warga Perantau
  • Terjatuh dari Jembatan, Petani di Gondang, Bojonegoro Meninggal Dunia
  • Bupati Dorong Baznas Blora Berinovasi untuk Optimalkan Perolehan Zakat
  • Kirim Proposal ke Kemenpora, Bupati Blora Minta Bantuan Pembangunan Stadion
  • Ratusan Petugas Gabungan Siap Amankan Lebaran di Blora
  • Bupati Arief Rohman Usulkan Blora Jadi Kawasan Industri Jateng
  • Datangi Kementerian Perdagangan, Bupati Blora Dorong Percepatan Pembangunan Pasar Ngawen
  • Puluhan Orang Korban Arisan Bodong di Bojonegoro Laporkan Owner ke Polisi
  • Pemkab Blora dan Perhutani Sepakat Tandatagani Kerja Sama Penanggulangan Bencana
  • Tekan Inflasi Jelang Lebaran, PT Blora Patra Gas Gelar Pasar Sembako Murah
  • Ditinggal ke Sawah, Rumah Warga Gayam, Bojonegoro Hangus Terbakar, Kerugian Rp 250 Juta
  • Bupati Arief Berkomitmen Kawal Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Cepu, Blora
Bupati Terus Upayakan Kabupaten Blora 'Zero Stunting'

Bupati Terus Upayakan Kabupaten Blora 'Zero Stunting'

Blora - Bupati Blora H Arief Rohman SIP MSi, pada Sabtu (27/11/2021) membuka acara Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Blora.
 
Bupati menerangkan bahwa saat ini Pemkab Blora memiliki target agar stunting di Blora ini terus menurun sehingga Blora bisa bebas dari stunting (zero stuntung).
 
 
Acara yang digelar di lantai dua Ruang Pertemuan Bappeda Blora ini diikuti oleh para camat, kepala puskesmas, baznas, dan sejumlah organisasi masyarakat lainnya.
 
Selain itu, acara ini juga diikuti oleh perwakilan Kementerian Dalam Negri dan Kementerian Kesehatan secara daring mvirtual zoom meeting.
 
Bupati menyampaikan bahwa 10 permasalahan utama stunting yang ada di Kabupaten Blora, di antaranya Cakupan pelayanan yang belum memenuhi target, tingginya ibu hamil KEK atau anemia, sinergi dan koordinasi antar pemangku kepentingan, pola asuh belum semua, Posyandu Holistic Integratif, keterbatasan anggaran, rendahnya tingkat kehadiran Balita ke Posyandu, manajemen data, tingginya  pernikahan anak, dan rendahnya tumbuh kembang anak atau balita.
 
Meski ada sejumlah masalah yang perlu ditangani, Bupati tetap menyampaikan apresiasi untuk OPD yang memiliki inovasi dalam penanganan stunting sehingga bisa digunakan rujukan bagi beberapa daerah lain, untuk melakukan studi disini
 
"Ini tentunya mejadi semangat bagi kita semua untuk terus melakukan inovasi dan melakukan pembenahan, terkait stunting yang ada di Blora ini," ucap Bupati
 
 
 
 
Bupati menerangkan bahwa saat ini pihaknya memiliki target bagaimana ke depan stunting di Kabupaten Blora terus mengalami penurunan.
 
"Sebagai gambaran umum di Kabupaten Blora ada 16 kecamatan dan 295 desa atau kelurahan. Tentu target 5 tahun ke depan harus ada perubahan, mulai dari angka bayinya bisa ditekan, angka stunting, angka kematian juga bisa kita tekan." ucap Bupati.
 
Bupati menambahkan target Kabupaten Blora untuk 5 tahun ke depan di antaranya pesentasi ibu hamil, bersalin, dan bayi yang baru lahir mendapat pelayanan kesehatan sesuai standart, angka kematian ibu dan bayi menurun, dan balita stunting kurang dari 14 persen pada tahun 2024, serta cakupan pelayanan balita bisa 100 persen.
 
"Mohon doanya, ini kaitanya dengan pelayanan kesehatan terus kita lakukan, ini sesuai visi misi kami, termasuk kita rencana bangun rumah sakit  yang ada di Blora selatan dan Blora Barat, untuk nanti jadi rujukan temen teman yang ada di Puskesmas." tutur Bupati
 
 
Bupati juga mengakui dalam perjalanan penanganan stunting ini ada beberapa hambatan, namun begitu pihaknya bersama jajarannya terus berupaya agar Blora bisa bebas stunting.
 
Menurutnya, saat ini anggaran tahun 2022 difokuskan pada infrastruktur, namun demikian pihaknya minta untuk terus semangat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
 
"Kami terus upayakan namun begitu hambatan yang terjadi seperti cakupan layanan yang belum sesuai target maksimal, dan keterbatasan anggaran tidak menutup semangat kita untuk melawan stunting ini." tutur Bupati.
 
Untuk mencapai Blora zero stunting, Bupati minta agar OPD terkati bisa berkoordinasi dengan kecamatan dan desa atau  kelurahan agar melakukan pemantauan dan fasilitasi serta melakukan pendampingan. Tak hanya itu sinkronasi dan penganggaran, termasuk pengoptimalan Dana Desa bisa dilakuknan secara rutin.
 
"Tolong di-update, terkait validitas data stunting. Sekarang berapa capaiannya, larangannya berapa, targetnya apa, ini harus ada. Ini butuh kerjasama lintas sektoral. Dengan kerjasama tentu diharapkan blora bisa zero dari stunting," tutur Bupati berharap.
 
 
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Blora Edy Widayat dalam laporannya mengatakan bahwa stunting yang sering disebut pendek adalah kondisi yang gagal tumbuh akibat kekurangan gizi yang kronis dan psiko terutama pada seribu hari kehidupan hingga anak-anak usia 2 tahun.
 
"Anak stunting adalah apabila panjang dan tinggi badannya berada dibawah minus 2," tutur Edy Widayat.
 
Edy menerengkan selama pandemi ini angka stunting di Kabupaten Blora menunjukkan kenaikan, hal ini karena kegiatan mengumpulkan orang dihentikan sementara, sehingga pemantauan balita tidak seperti biasa, dan kurang optimal.
 
"Di tahun 2021 terdapat 41 desa 4 kelurahan prioritas. Saat ini prosentase stunting di Blora berada pada angka 9,23 persen." tutur Edy Widayat.
 
 
Selain data di atas permasalahan kesehatan lainnya, seperti kematian ibu sebanyak 21 kasus. Kematian karena COVID-19, yang memiliki penyakit penyerta. kematin bayi balita termasuk gizi buruk, tingginya pernikahan dini, dan pola asuh. Hal ini yang menyebkan tingginya angka stunting di Kabupaten Blora. (teg/imm)
 
 
Reporter: Priyo SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
 
Iklan EMCL
Berita Terkait

Videotorial

Masyarakat di Bojonegoro Rasakan Manfaat Pemasangan Lampu PJU

Masyarakat di Bojonegoro Rasakan Manfaat Pemasangan Lampu PJU

Pemerintah kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (PKPCK) secara bertahap menambah jumlah lampu penerangan jalan ...

Opini

Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa

Opini

Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa

Perangkat Desa, adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa yang bertugas membantu kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dalam melaksanakan ...

Wisata

Menengok Wisata Petik Buah Semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora

Menengok Wisata Petik Buah Semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora

Blora Budi daya buah semangka di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, memasuki masa panen. Momen tersebut dikemas oleh pemerintah ...

1714103442.2548 at start, 1714103446.4898 at end, 4.2349998950958 sec elapsed